Seputar Sulbar, Mamuju : Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Jayadi, akhirnya angkat bicara menanggapi maraknya pemberitaan negatif terkait pelaksanaan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur ke-50 dan Rakyat-Rakyat Percasi ke-45 yang baru saja digelar di Mamuju.
Dalam konferensi pers bersama sejumlah media, Jayadi menegaskan bahwa pelaksanaan Kejurnas di Sulbar berlangsung sukses dan mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak, termasuk dari Pengurus Besar (PB) Percasi dan tamu dari berbagai provinsi.
“Kejurnas Catur ke-50 di Sulbar telah berjalan sukses. Banyak pihak, termasuk PB Percasi dan para tamu dari provinsi lain, memberikan apresiasi kepada kita sebagai tuan rumah,” ujarnya.
Jayadi dengan tegas menyebut sejumlah pemberitaan yang menyebut adanya penelantaran atlet dan campur tangan pihak tertentu sebagai pemberitaan sesat dan tendensius. Ia menilai, informasi tersebut disebarkan tanpa dasar fakta dan tidak melalui proses konfirmasi kepada pihak penyelenggara.
“Itu pemberitaan sesat, mencoba menyesatkan publik dan merusak citra Sulawesi Barat. Kami minta media yang memberitakan tanpa data untuk mengklarifikasi dan memberikan hak jawab kami, atau mencabut beritanya dalam waktu 24 jam sesuai Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik,” tegasnya.
Menurut Jayadi, hingga kini pihaknya belum pernah dihubungi secara resmi oleh media yang menayangkan berita tersebut. Karena itu, ia menilai langkah itu sudah termasuk pelanggaran etik jurnalistik.
Menyoal isu adanya atlet yang diterlantarkan dan pengusiran di hotel, Jayadi menjelaskan bahwa hal tersebut murni akibat kekeliruan manajemen dan keterbatasan komunikasi antara pihak hotel dan panitia, bukan karena kelalaian pihak penyelenggara.
“Jika ada masalah di hotel, itu seharusnya dikomunikasikan ke panitia. Kami sudah bangun komunikasi dengan pihak hotel sejak awal. Mungkin ada miskomunikasi di lapangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihak panitia segera mengambil alih penanganan setelah menerima laporan tersebut.
“Begitu kami tahu ada atlet yang belum dijemput, kami langsung ambil alih. Di hari kedua semua sudah tertangani,” jelasnya.
Jayadi juga secara terbuka mengakui adanya keterlambatan pembayaran terhadap beberapa komponen, termasuk hadiah atlet juara dan honor wasit. Hal itu terjadi karena dukungan sponsor yang belum cair sepenuhnya.
“Kami akui ada keterlambatan pembayaran 51 kategori di 17 nomor pertandingan. Tapi kami pastikan semua hak-hak atlet, wasit, dan pihak terkait akan dibayarkan. Ini hanya soal waktu dan proses pencairan dari sponsor,” katanya.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab tersebut tetap akan diselesaikan oleh panitia, meski pelaksanaan kejuaraan telah berakhir.
Jayadi menambahkan, kejadian ini menjadi evaluasi bersama agar ke depan Sulbar lebih siap menggelar event nasional.
“Kita jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran untuk perencanaan yang lebih matang ke depan. Jangan sampai hal seperti ini terulang,” pungkasnya.
ini adalah klarifikasi dari berita Sebelumnya yang telah diberitakan “Kisruh Penutupan Kejurnas Catur 2025 di Sulbar: Panitia Ditahan Hotel, Atlet Terlantar, Hadiah Juara DKI Mandek” ( Sulbar Pedia )

