
Seputar Sulbar, Subang – Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (3/7/2025), dalam rangka meninjau percontohan Smart Fisheries Village (SFV) Berbasis UPT di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Subang.
Kunker dipimpin langsung Ketua Komisi IV Siti Hediati Soeharto (Fraksi Gerindra), bersama anggota Komisi IV Agus Ambo Djiwa (Fraksi PDIP), Dadang M Naser (Fraksi Golkar), KRT Darori Wonodipuro (Fraksi Gerindra), Arif Rahman (Fraksi Nasdem), Jaelani (Fraksi PKB), Usman Husin (Fraksi PKB), Rahmat Saleh (Fraksi PKS), dan Herry Dermawan (Fraksi PAN).
Hadir Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, KKP; Dirjen PSP, Kementan; Kepala Bapanas; Direksi ID Food/RNI.
Juga hadir Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi beserta jajaran masing-masing.
Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto selaku ketua tim kunker spesifik menyampaikan, kunker ini merupakan bagian dari kewajiban konstitusional dewan untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap program pemerintah, antara lain:
1. Meninjau infrastruktur sarana dan prasarana percontohan SFV Berbasis UPT di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi;
2. Meninjau implementasi percontohan SFV Berbasis UPT sebagai model inovatif untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi masyarakat; serta
3. Melihat calon induk unggul dan benih bermutu ikan air tawar, seperti Ikan Gurami Bima, Ikan Lele Mutiara, Ikan Nila Srikandi, Ikan Patin Perkasa, Ikan Mas Mustika, serta Udang Galah GI Macro II.
4. Mendukung sistem pemberdayaan masyarakat dengan penerapan teknologi teaching factory (TEFA), sistem intiplasma dan lain-lain.
Titiek Soeharto menambahkan, Komisi IV DPR RI mengapresiasi capaian Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang telah melakukan terobosan membuat percontohan Smart Fisheries Village (SFV) berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi.
Hal ini menunjukkan bahwa pola kemitraan, pemberian pendidikan vokasi dan pelatihan, serta perluasan akses permodalan untuk pengembangan usaha yang terintegrasi dari hulu ke hilir menjadi kunci keberhasilan dari Smart Fisheries Village (SFV) di Sukamandi.
Anggota Komisi IV Agus Ambo Djiwa menambahkan, pihaknya berharap Smart Fisheries Village atau pengembangan desa perikanan yang terintegrasi dan berbasis teknologi cerdas bisa diterapkan di daerah-daerah lain di Indonesia, termasuk di Sulbar, yang merupakan daerah pemilihannya.
“Kami berharap bisa diimplementasikan di daerah lain agar akselerasi pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan membawa manfaat bagi kesejahteraan bangsa Indonesia,” kata Ketua DPD PDIP Sulbar ini.
Ia pun mengajak untuk mendukung penuh inisiatif ini sebagai bagian dari terobosan KKP menuju Indonesia Emas 2045.
Setelah meninjau balai riset, dilaksanakan dialog terbuka antara para anggota komisi IB dengan petani dan nelayan setempat.
Dalam sesi tersebut, perwakilan masyarakat menyampaikan sejumlah persoalan yang mereka hadapi, mulai dari ketersediaan pupuk, akses pasar, hingga permodalan usaha tani dan budidaya ikan.
Menurut Agus, Komisi IV mencatat berbagai masukan tersebut untuk dibahas dalam rapat kerja dengan kementerian terkait.
Sementara Gubernur Dedi Mulyadi menambahkan bahwa Kabupaten Subang memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan dan kawasan agromaritim.
Ia berkomitmen akan memperkuat program pendampingan petani melalui optimalisasi lahan tidur dan digitalisasi pertanian. Menurutnya, kesejahteraan petani dan nelayan harus menjadi tolok ukur keberhasilan program-program pembangunan daerah.
Kunjungan berlanjut ke area pertanian milik PT Sang Hyang Seri yang berada tak jauh dari lokasi riset.
Di sini, rombongan meninjau praktik pertanian terpadu dan berdiskusi mengenai peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menjamin ketersediaan benih unggul dan distribusi pupuk subsidi.
PT Sang Hyang Seri dinilai memiliki peran vital dalam mendukung program swasembada pangan nasional.
Agus Ambo Djiwa menyebutkan, mereka meninjau lokasi lahan yang dicanangkan Presiden RI ke-2 Soeharto pada tahun 1968 silam sebagai sumber benih, yakni benih Sukamandi
“Itu lahan dicanangkan pak Harto dulu pada tahun 1968 sebagai sumber benih, yaitu benih Sukamandi,” ungkapnya.

